Untuk beberapa orang
hidup ini serasa tidak adil, karena pada kenyataannya banyak sekali orang di
luar sana yang hidupnya menderita serta dibalut kemiskinan. Dengan keadaan
hidup yang pas-pasan seperti itu tidak heran jika banyak orang pula yang selalu
menyalahkan nasib dan keadaan, atau bahkan sampai mencaci Tuhan.
Atas keadaan yang
menimpa, tidak sedikit orang atau bahkan kita merasa bahwa hidup kita paling
menderita di dunia ini. Namun pada kenyataannya banyak sekali orang-orang di
luar sana yang hidupnya jutsru lebih menderita dari yang kita rasakan.
Pernahkan anda berpikir
bagaimana orang-orang yang hidup di daerah terpencil yang dikelilingi oleh
berbagai macam kesusahan? Ya, mereka tidak pernah hidup layak seperti yang kita
rasakan saat ini, hidup mereka jauh dari kata modernisasi, bahkan mereka pun
tidak pernah mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak, bahkan makan pun
mereka tidak layak.
Namun meskipun hidupnya
seperti itu, mereka tidak pernah mengeluh sama sekali, mereka tidak pernah
merasa putus asa atau bahkan merasa iri kepada orang-orang di sekitar yang
hidupnya lebih layak dari mereka. Justru dengan keadaan hidup yang seperti itu
mereka termotivasi dan semangat untuk memperbaiki hidupnya dan membahagikan
orang-orang yang ada di sekelilingnya terutama orangtua yang selama ini telah
banyak berjuang untuk mereka.
Nah, di bawah ini terdapat
kisah yang mungkin akan menginspirasi kita semua. Dimana kisah yang dirangkum ini
menceritakan kisah nyata dari hidup seorang anak yang sangat memilukan.
Anak tersebut berasal
dari Maneepleuk, Thung Chang, Nan, Thailand. Anak tersebut bernama Po-Chua, ia
dan keluarganya hidup dalam kemiskinan. Ia memiliki beberapa orang saudara,
namun saudaranya tersebut satu persatu meninggal karena mereka sakit. Dan
ayahnya kehilangan semua ingatannya dan mulai menjaga jarak dari orang lain.
Melihat keadaan
keluarganya seperti itu akhirnya Po-Chua berusaha untuk belajar setinggi
mungkin agar nasibnya berubah dan membuat ayahnya senang dan bisa tersenyum lagi.
Po-Chua kemudian
belajar dengan keras, setiap waktu luangnya ia gunakan untuk belajar. Hingga
pada akhirnya ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya di luar kota, karena
keinginnannya tersebut ia pun harus terpisah dari ayahnya.
Untuk tetap bertahan hidup,
ia bekerja dan banting tulang sendiri. Namun ia tidak pernah mengeluh sama
sekali, ia tidak pernah putus asa karena memang yang ada dalam pikirannya
hanyalah membagahiakan orang-orang yang disayang serta merubah nasib agar bisa
hidup lebih baik lagi.
Hingga pada akhirnya,
ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi. Pada
saat itu juga ia langsung kembali ke kampung halaman untuk bertemu ayahnya.
Pada saat itu ia menghampiri ayahnya yang semakin hari semakin tua. Namun yang
menjadi kebahagiaannya ia telah bisa mewujudkan impiannya selama ini.
Kesimpulan :
Kesulitan dalam
kehidupan justru akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Jika
menginginkan kehidupan yang lebih baik, teruslah berusaha & jangan pernah
lelah. Yakinlah bahwa dibalik kesedihan & kesusahan, akan ada kebahagiaan. Tuhan
tidak akan memberi kesulitan di luar batas kemampuan manusia. Kesulitan akan
menjadi kebahagiaan jika kita terus semangat, berjuang terus menerus tanpa
kenal lelah, positive thinking, berbakti kepada orang tua, berdo’a & selalu menyertai Allah dalam
kehidupan kita.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar